Senin, 29 November 2010

kuis v-clas jarkom

1. Jaringan Utama : 200.200.0.0/16
2. Alamat IP pada jaringan utama: 65534
3. Jumlah alamat IP yang dibutuhkan: 76
4. Tersedia alamat IP dalam subnet dialokasikan:142
5. Alamat jaringan utama yang tersedia yaitu sekitar 0% yang digunakan
6. Sekitar 54% dari ruang alamat subnet jaringan yang digunakan


Subnet Name Needed Size Allocated Size Address Mask Dec Mask Assignable Range Broadcast

1. Administrasi 8 14 200.200.0.128 /28 255.255.255.240 200.200.0.129 – 200.200.0.142 200.200.0.143
2. HRD 16 30 200.200.0.64 /27 255.255.255.224 200.200.0.65 – 200.200.0.94 200.200.0.95
3. IT 4 6 200.200.0.144 /29 255.255.255.248 200.200.0.145 – 200.200.0.150 200.200.0.151
4. Management 32 62 200.200.0.0 /26 255.255.255.192 200.200.0.1 – 200.200.0.62 200.200.0.63
5. Sales 16 30 200.200.0.96 /27 255.255.255.224 200.200.0.97 – 200.200.0.126 200.200.0.127

SII (Strategy of Information Integration)

SII (Strategy of Information Integration)

Seiring dengan perkembangan dunia semakin banyak perusahaan – perusahaan bersaing dengan perusahaan lain dan dengan didasari strategi informasi yang berbeda – beda, maka setiap perusahaan diperlukan strategi informasi yang terintegrasi. Dengan menggunakan metode SII (Strategy of Information Integration) merupakan strategi pengintegrasian sistem yang baik untuk perusahaan.

Ada enam tahap yang ada pada SII (Strategy of Information Integration) adapun tahap –tahap yang ada pada SII (Strategy of Information Integration) adalah :

Tahap I: Eksploitasi Kapabilitas Lokal

Pada tahapan yang pertama, pada tahap ini kita melakukan pengembangan yang memaksimalkan terhadap kapabilitas sistem informasi masing - masing organisasi, sistem informasi yang dimiliki organisasi dalam hal memenuhi visi dan misi yang ada pada organisasi. Tujuannya dari memaksimalkan kapabilitas adalah supaya perusahaan dapat memahami benar batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen yang strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan, baik dilihat dari segi keunggulannya perusahaan maupun keterbatasannya.

Tahap II: Melakukan Soft Integration

Pada tahapan yang kedua, pada tahap ini setiap bekerjasama dengan organisasi lain, dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. ketika kebutuhan bersama muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Karena pada Tahap yang pertama yaitu memaksimalkan terhadap kapabilitas sudah dilakukan, tidak akan ada satu organisasi pun yang berani ”berbohong” karena hanya sistem informasi yang dapat menyediakan kebutuhan kerjasama konsorsium.

Pada saat kebutuhan baru ini muncul dan berhasil didefinisikan secara tepat dan jelas, maka masing - masing organisasi melalui CIO-nya (Chief Information Officer) atau personal dengan otoritas tertinggi di bidang sistem informasi berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar untuk pemenuhan kebutuhan yang ada. Dengan melakukan proses ini, secara tidak langsung arsitektur masing-masing sistem informasi dapat dimulai dan saling diperkenalkan dan dipertukarkan.

Jika hal ini sudah berhasil dilakukan, maka tahap yang tersulit dalam integrasi ini, yaitu secara bersama memikirkan kepentingan yang lebih besar berhasil dilalui. Pada saat inilah sebenarnya hakekat ”integrasi” telah dilakukan. Dilihat dari segi secara teknis yang biasanya dihasilkan adalah ide-ide solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau komponen sebagai jembatan antara satu sistem dan sistem lainnya tanpa harus merusak masingmasing sistem informasi yang telah dianggap baik bekerja oleh setiap organisasi yang ada. dalam tahap ini dengan saling adanya kepercayaan dan kesadaran dan akan perlunya kerjasama yang baik antara suatu organisasi untuk memecahkan solusi.

Tahap III: Membagi Sumber Daya Organisasi

Pada tahap ke tiga ini, ketika kita sudah menjalankan pada tahap yang kedua dan tahap kedua telah berjalan dengan baik, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisienkah dan optimum solusi tersebut telah berhasil dibangun terutama dalam kaitan dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber daya organisasi.

Di dalam tahap ketiga ini untuk para CIO akan berkumpul dan melihat bahwa banyaknya peluang untuk meningkatkan kinerja solusi yang dihasilkan dengan adanya ”sharing”, ada empat organisasi mempunyai tugas – tugas nya masing – masing dan saling membantu antara organisasi yang diajak bekerjasama, misalnya bagian yang menggunakan server dari organisasi A, untuk aplikasi dari organisasi B, untuk database dari organisasi C, dan untuk jaringan dari organisasi D, dan lain sebagainya. Dengan adanya saling bekerjasama sehingga mendapatkan solusi yang terbaik, sehingga seluruh CIO merasa tertantang intelejensianya dalam menghasilkan sistem yang sesuai dengan yang diinginkan dalam organisasi. Hasil yang di dapat dalam tahapan ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional menjadi ide-ide brilian yang dipandu oleh pemikiran rasional.

Tahap IV: Mendesain Ulang Arsitektur Organisasi

Dalam tahap ke empat ini ketika konsorsium organisasi tersebut harus berurusan dengan pemenuhan kebutuhan pemilik seperti kepentingan eksternal, misalnya seperti pelanggan atau publik, maka proses yang cepat, berkualitas, dan murah adalah yang menjadi dambaan mereka dan dambaan para konsumen. Hal tersebut tidaklah mungkin terjadi jika secara lintas organisasi tidak dilakukan dengan aktivitas redesain proses.

Pada tahap ini kita menentukan penentu integrasi diuji kembali, karena yang akan terlibat tidak sekedar hanya para CIO, melainkan pimpinan nomor satu dari masing -masing organisasi yang terlibat dalam hubungan kerjasama antara organisasi satu dengan organisasi organisasi lain.

Yang dilakukan para CIO biasanya melakukan kajian terlebih dahulu, dan mendesain arsitektur baru yang dipresentasikan kepada para pimpinan dengan sebuah pesan yaitu dengan desain yang terkait dapat dan mungkin diterapkan oleh beragam organisasi tersebut. hasil dari tahap ini, tahapan ini merupakan terberat yaitu mencapai kesepakatan untuk melakukan hubungan kerjasama secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan nilai (atau value) dari pemegang kepentingan utama dari seluruh organisasi yang saling bekerjasama.

Tahap V: Optimalkan Infrastruktur

Tahap yang ke lima adalah tahap mengoptimalkan infrastruktur dalam organisasi. Dalam tahap ini adalah rancangan yang beraneka ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur dengan organisasi yang ada.

Proses mengoptimalisasi infrastruktur dalam organisasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan batasan yang harus tetap dijaganya kinerja masing-masing sistem informasi untuk melayani organisasi yang ada secara vertikal. Hasil yang di dapat dari tahap optimalisasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun horizontal. Dan yang paling tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya hubungan relasi antar organisasi yang bekerjasama setelah melewati sejumlah tahap sebelumnya.

Tahap VI: Transformasi Organisasi

Pada tahap ke enam ini adalah tahapan yang terakhir dari tahap SII (Strategy of Information Integration), Tahap yang terakhir ini yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi pada masing-masing organisasi. maksud dari transformasi organisasi ini merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan yang ada.

Adapun sejumlah hal baru yang akan tumbuh menggantikan sesuatu yang telah lama dianut, misalnya adalah:

• Transformasi yang sebelumnya dari organisasi berbasis struktur dan fungsi menjadi organisasi berbasis proses.
• Transformasi yang sebelumnya dari organisasi berbasis sumber daya fisik menjadi organisasi berbasis pengetahuan.
• Transformasi yang sebelumnya dari organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan internal menjadi organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan eksternal, dan lain-lain.

Tahapan Setelah Integrasi

Dari ke enam tahap yang ada pada tahap SII (Strategy of Information Integration) yang telah dibahas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya proses integrasi merupakan sebuah strategi transisi yang terjadi secara alami, bukan dipaksakan oleh satu atau dua kubu kepentingan tertentu. DI dalam suatu organisasi setiap organisasi untuk selalu memperbaiki kinerjanya dari waktu ke waktu.


sumber terawangan:
http://wenythepooh.wordpress.com/2010/11/01/memahami-sii-strategy-of-information-integration/

Senin, 15 November 2010

CIM ( Conporate Information Intergration)

Kemajuan teknologi pada era globalisasi sangat pesat dalam bidang teknologi informasi , kemampuan pada sebuah perusahaan saat ini telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan zaman. CIM ( Conporate Information Management ) adalah suatu model informasi yang berfungsi untuk menjelaskan dan mendeskripsikan suatu sifat dari suatu management yang tidak terikat dengan implementasi tertentu, di dalam sebuah perusahaan CIM ( Conporate Information Management ) sebagai pembuatan suatu ide untuk perencanaan informasi pada perusahaan, strategi dalam perusahaan seperti menaikan laba penjualan dan memastikan kepatuhan terhadap undang-undang, dll.
Berikut ini adalah penjelasan secara singkatnya mengenai peran CIM pada perusahaan;
1. Pembuatan Ide
Langkah yang pertama yang dilaksanakan di dalam sebuah perusahaan adalah pembuatan ide yaitu semua kegiatan yang akan direncanakan dan harus dipikirkan secara benar - benar matang, oleh karena itu sangat penting sekali dalam pembuatan ide ini karena untuk memajukan perusahaan.

2. Perencanaan Informasi
Setelah pembuatan ide langkah ke dua adalah perencanaan informasi ketetapan informasi, ke tepatatan dan akuratnya sebuah informasi supaya mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan, misalnya sebuah perusahaan mendapatkan ide untuk membuat suatu inovasi baru.

3. Menghilangkan informasi yang berlebihan.
Bagian yang ke tiga ini merupakan bagian dari peran yang kedua dari perencanaan informasi, suatu informasi yang berlebihan dan informasi yang tidak tepat dan akurat membuat perencanaan perusahaan terhambat, oleh karena itu CIM ( Conporate Information Management ) berfungsi memfilter atau menyaring sebuah informasi. Dengan demikian setiap informasi yang telah masuk kedalam perusahaan adalah informasi yang benar-benar tepat dan akurat dibutuhkan, sehingga tidak banyak memerlukan biaya tambahan yang berlebih.

4. Memastikan kepatuhan pada undang-undang.
Undang-Undang pada CIM ( Conporate Information Management ) untuk memperkuat posisi suatu perusahaan. baik dari sisi pemegang saham, atau client perusahaan tersebut. Dengan adanya undang – undang yang berlaku di dalam sebuah perusahaan supaya pihak – pihak yang terlibat di dalam perusahaan tidak ada pihak yang dirugikan, jika ada kesalahan antara pihak - pihak perusahaan yang terlibat maka undang – undang yang mengaturnya lewat jalur hukum yang berlaku.

5. Meningkatkan laba
Pengembalian investasi perusahaan menunjukkan suatu peningkatan pada perusahaan jumlah pendapatan yang dihasilkan, penurunan biaya teknologi informasi dan pengurangan resiko bisnis. CIM ( Conporate Information Management ) memastikan bahwa supaya setiap potensi sumber daya teknologi informasi adalah sepenuhnya dieksploitasi oleh bisnis.

Pengaruh Peranan Teknologi Informasi

Pengaruh peranan teknologi informasi sangat berpengaruh sekali banyaknya sistem organisasi yang modern telah melibatkan teknologi informasi, dalam dunia bisnis yaitu persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Teori yang paling banyak dipergunakan di dalam sebuah perusahaan untuk melihat sejauh mana peranan teknologi informasi bagi sebuah perusahaan ada 5 peranan yang diperkenalkan oleh Markus peranan yang mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan peranan tersebut antara lain adalah:
1. Fungsi Operasional
2. Fungsi Pengawasan dan Kontrol
3. Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
4. Fungsi Komunikasi
5. Fungsi Interorganisasi

Sumber :
http://if-unpas.org/donlot/MTI/Semester_1/Bahan%20Pak%20Eko%20Indrajit/NEXT-REI-SGU-Book-ManajemenOrganisasiTeknologiInformasi.doc
www.google.com

Minggu, 07 November 2010

jawaban pretest jarkomlan v-class

Nama : nina khoerunisa
Npm : 50407621
Kelas : 4IA13
diketahui :
*Sebuah Gedung 5 lantai
*IP Lokal 200.0.1.0/24
*IP Lokal 200.0.2.0/24
*Kebutuhan perlantai :
# 11 PC untuk Accountung Staff
# 3 PC untuk Ruang Server
# 7 PC untuk IT Staff
# 28 PC untuk Operatinal Staff
# 30 PC untuk CS Staff
1. RANCANGLAH NETWORK SKEMANYA
2. SUBNET SESUAI KEBUTUHAN
TULISKAN SUBNET DALAM TABEL